Wednesday, February 19, 2014

Elizabethtown

Seandainya aku punya tablet,well, aku bisa kok beli tablet. Aku beli satu ah. Buat nulis dimana aja, kapan aja aku mau, dan langsung publish di sini. Ga akan ada yang tahu aku nulis tentang siapa. Senangnya. Kaya punya duniaku sendiri. Balik ke topik. Elizabethtown. Ada scene dimana pemeran co dan ce nya telponan sampe semaleman, dan akhirnya ketemuan. Itu kaya dulu. Aku pernah terima telpon kaya gitu. Semaleman, cerita ngalor ngidul. Sama Landak ku. Seneng rasanya, ada yang segitu perhatiannya dan buang waktunya cuma buat dengerin ceritamu. Ketawa bareng. Ngebagi malam sama kita. I miss that kinda thing. Akhir-akhir ini aku kehilangan kata dan keabisan cerita. Aku lebih suka diam dan nyari kertas dan pulpen. Komputer. Internet. Notebook. Cuma buat numpahin isi sampah kepalaku. Mahat uneg-uneg ku. Kalau boleh berandai ngulang waktu. Aku mau. Tapi kalau ga mungkin aku cuma berharap kamu ingat aku. Ada kala aku inget Landak aku bisa senyum geli sambil nahan nafas yang tersendat karena sedikit sesak. Kadang air mata lebih senang merembet di sekitar bola mata dan kelopaknya lebih cepat dari habisnya memori terputar di otak karena terlintas tempat dan gambar di muka. Luv u No.

No comments:

Post a Comment